Inovasi Pembelajaran Literasi dan Numerasi Melalui Program Kampus Mengajar: Studi Kasus Peningkatan Kemampuan Siswa SD GMIM Tonsea Lama
Kata Kunci:
Program Kampus Mengajar, Gamifikasi Pendidikan, Pembelajaran Terintegrasi, Literasi dan Numerasi, Inovasi PembelajaranAbstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi Program Kampus Mengajar Angkatan 6 Tahun 2023 dalam meningkatkan literasi dan numerasi siswa melalui inovasi pembelajaran terintegrasi di SD GMIM Tonsea Lama. Program ini menjadi respons terhadap rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia berdasarkan hasil PISA 2022 yang menunjukkan 82% peserta didik masih berada di bawah level dua. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi terlibat terhadap 18 siswa kelas 5, didukung data kuantitatif melalui pre-test dan post-test Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Teknik pengumpulan data meliputi observasi langsung, wawancara mendalam, dan analisis dokumen program, dengan validitas data dijamin melalui triangulasi dan member checking. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan kemampuan literasi dari 52% menjadi 77% dan numerasi dari 38% menjadi 67% melalui implementasi berbagai inovasi pembelajaran. Program literasi terintegrasi mencakup Read Aloud, 3 Vocabulary per Day, Re-tell story with creative drawing, English Day, dan penciptaan Pojok Baca. Pembelajaran numerasi dikembangkan melalui pendekatan gamifikasi dengan program 5 Menit Bermain dengan Angka Favorit, Kuis Numerasi dengan Permainan Ludo, dan Team Games Tournament. Integrasi teknologi dilakukan melalui sosialisasi platform Merdeka Mengajar dan penggunaan perangkat digital, sementara pengembangan karakter holistik diwujudkan melalui program Sahabat Pena, Good Deeds Challenge, dan kegiatan pelestarian lingkungan. Penelitian membuktikan efektivitas kolaborasi multipihak dalam menciptakan ekosistem pembelajaran yang optimal dan berkelanjutan.
Referensi
Ausubel, D. P. (1963). The psychology of meaningful verbal learning. New York: Grune & Stratton.
Bandura, A. (1977). Social learning theory. New Jersey: Prentice-Hall.
Bruner, J. S. (1966). Toward a theory of instruction. Cambridge: Harvard University Press.
Clay, M. M. (2019). Becoming literate: The construction of inner control. Portsmouth: Heinemann.
Csikszentmihalyi, M. (1990). Flow: The psychology of optimal experience. New York: Harper & Row.
Dewayani, S., Retnaningdyah, P., & Antoro, B. (2021). Literasi dalam konteks pembelajaran abad ke-21. Jakarta: Kemendikbudristek.
Dewey, J. (1897). My pedagogic creed. The School Journal, 54(3), 77-80.
Ebbinghaus, H. (1885). Memory: A contribution to experimental psychology. New York: Teachers College Press.
Ertmer, P. A., & Ottenbreit-Leftwich, A. T. (2010). Teacher technology change: How knowledge, confidence, beliefs, and culture intersect. Journal of Research on Technology in Education, 42(3), 255-284.
Fauzi, A., Zainuddin, Z., & Atok, R. (2021). Penguatan pembelajaran siswa melalui zoom meeting di masa pandemi covid-19 pada siswa SMP dan SMA. KoPeN: Konferensi Pendidikan Nasional, 3(1), 669-675.
Gardner, H. (1983). Frames of mind: The theory of multiple intelligences. New York: Basic Books.
Hikmawati, H., Sahidu, H., & Sutrio, S. (2021). Peningkatan kemampuan literasi dan numerasi peserta didik melalui program kampus mengajar angkatan 2. Jurnal Pendidikan, 12(2), 89-98.
Kemendikbudristek. (2023). Panduan program kampus mengajar angkatan 6. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Kohlberg, L. (1971). Stages of moral development as a basis for moral education. In C. M. Beck, B. S. Crittenden, & E. V. Sullivan (Eds.), Moral education: Interdisciplinary approaches (pp. 23-92). Toronto: University of Toronto Press.
Kolb, D. A. (1984). Experiential learning: Experience as the source of learning and development. Englewood Cliffs: Prentice-Hall.
Lickona, T. (1991). Educating for character: How our schools can teach respect and responsibility. New York: Bantam Books.
Mishra, P., & Koehler, M. J. (2006). Technological pedagogical content knowledge: A framework for teacher knowledge. Teachers College Record, 108(6), 1017-1054.
Ndoang, J. F., Nawa, N., & Jehadus, E. (2024). Program kampus mengajar dalam meningkatkan literasi dan numerasi siswa sekolah dasar melalui adaptasi teknologi. Jurnal Pendidikan Dasar, 15(1), 45-58.
Neuman, S. B., & Roskos, K. (1997). Literacy knowledge in practice: Contexts of participation for young writers and readers. Reading Research Quarterly, 32(1), 10-32.
Palmer, J. A. (1998). Environmental education in the 21st century: Theory, practice, progress and promise. London: Routledge.
Pangesti, K. I. (2018). Menumbuhkembangkan literasi numerasi pada pembelajaran matematika dengan soal HOTS. Indonesian Digital Journal of Mathematics and Education, 5(9), 566-575.
Prensky, M. (2001). Digital game-based learning. New York: McGraw-Hill.
Rahmawati, S., Mahfud, H., & Kurnianingsih, S. (2022). Peran kampus mengajar dalam meningkatkan literasi, numerasi dan adaptasi teknologi peserta didik sekolah dasar di Sumatera Barat. Jurnal Basicedu, 6(4), 5794-5800.
Rahmawati, S., Teguh, M., & Amalia, R. (2024). Analisis hasil PISA 2022: Tantangan literasi dan numerasi siswa Indonesia. Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia, 9(1), 23-35.
Richards, J. C., & Rodgers, T. S. (2014). Approaches and methods in language teaching. Cambridge: Cambridge University Press.
Rogers, E. M. (2003). Diffusion of innovations (5th ed.). New York: Free Press.
Sari, I. P. (2019). Analisis literasi numerasi peserta didik kelas VIII ditinjau dari kecemasan matematika. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 12(1), 33-40.
Vygotsky, L. S. (1978). Mind in society: The development of higher psychological processes. Cambridge: Harvard University Press.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 NALURI EDUKASI JURNAL PENDIDIKAN

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.