Makna Metatah Masyarakat Hindu di Desa Amertha Sari Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow

Authors

  • Ni Wayan Kartini Universitas Negeri Manado Author
  • Ferdinand Kerebungu Universitas Negeri Manado Author
  • Veronika E. T. Salem Universitas Negeri Manado Author

DOI:

https://doi.org/10.64924/hzxkye58

Keywords:

Makna, Upacara Metatah, Masyarakat Hindu

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Makna metatah dan persepsi Masyarakat hindu mengenai pelaksanaan tradisi metatah di Desa Amertha Sari, Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow. Masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat dan menjelaskan tentang makna metatah dan persepsi Masyarakat Hindu pada pelaksanaan tradisi metatah di Desa Amertha Sari dengan Metode pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi dengan metode pendekatan Deskriptif-Kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna metatah yang masih dilakukan oleh Masyarakat Hindu di Desa Amertha Sari memiliki makna spiritual dan religius dalam uapacara metatah sangat penting mencerminkan hubungan antara dunia material dan Rohani. Metatah tidak hanya merupakan prosesi fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang dalam. Makna metatah juga mengajarkan pentingnya warisan budaya dan tradisi metatah mencakup aspek identitas, nilai-nilai dan komunitas budaya dalam Masyarakat. Sehingga Masyarakat Desa Amertha Sari memiliki persepsi terhadap makna metatah yang bervariasi dan menganggap metatah sebagai upacara penting yang menandai tahap perkembangan dalam kehidupan seseorang yang beragama Hindu terutama pada anak Perempuan yang telah mencapai usia remaja atau dewasa muda. Masyarakat Desa Amertha Sari yang menganut tradisi metatah, beranggapan bahwa metatah merupakan cara untuk merayakan transformasi dan pertumbuhan individu, serta memperkuat hubungan antar anggota keluarga.

References

Asih, N. L. S., Suryaningsi, S., & Mustangin, M. (2023). Upacara Metatah Massal dalam upaya membantu keluarga yang tidak mampu melaksanakan ajaran Agama di Desa Kerta Bhuana Kecamatan Tenggarong Seberang. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 9(1), 219-230.

Aryana , I. W. P. S. (2021). Penerapan sanksi Dratikrama (memperkosa) dalam Hukum Hindu dan KUHP. Jurnal Yudistia, 15 (1), 1-16.

Bauto, L. M. (2014). Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 11-25.

Ernawati, N. W. (2012). Makna upacara potong gigi (metatah) bagi peserta umat Hindhu Bali di Pura Agung Jagad Karana kota Surabaya. Antro Unair DotNet, 1.

Gunawijaya, I. W. T., & Putra, A. A. (2020). Makna Filosofis Upacara Metatah dalam Lontar Eka Prathama. Vidya Darsan: Jurnal Mahasiswa Filsafat Hindu, 1(1), 77-86.

Hasanah, H. (2017) Teknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21-46.

Hamid, A. (2017). Agama dan Kesehatan mental dalam perspektif psikologi agama. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 3(1), 1-14.

Hanifah, N. (2016). Teori Penerjemahan Sebagai Dasar Pembelajaran Penerjemahan: Studi Kualitatif Etnografi. Jurnal Cakrawala Pendidikan XXXV, 2, 254-263.

Kusumadewi, P. A. (2019). STUDIE ETNOGRAFI BUDAYA PASEBAN DI KUNINGAN (Doctoral dissertation, PERPUSTAKAAN).

Liswi, H. (2018). Kebutuhan Manusia Terhadap Agama. PENCERAHAN, 12(2), 201-223.

Made, Y. A. D. N., & Hartaka, I. M. (2021). Dharmagita; Seni Budaya Dalam Siar Agama Hindu. Jnanasiddhanta: Jurnal Teologi Hindu, 2(2), 76-85.

Marzali, A. (2017). Agama dan Kebudayaan, Umbara, 1(1).

Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books, 1(1), 3-4.

Prasetyo, D. (2019). Memahami masyarakat dan perspektifnya. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 1(1), 163-175.

Puspitasari, N. L. S. (2022). Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Tradisi Metatah Memasuki Masa Remaja Dalam Masyarakat Bali Di Desa Minti Makmur Kecamatan Rio Pakava. PIJAR: Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 1(1), 50-59.

Parjaman, T., & Akhmad, D. (2019). Pendekatan Penelitian Kombinasi: Sebagai “Jalan Tengah” Atas Dikotomi Kuantitatif-Kualitatif. Moderat: Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 5(4), 530-548.

Pinangkani, G. A. P. W., & Destiwati, R. (2017). Pola komunikasi pada upacara adat (studi etnografi komunikasi dalam upacara adat metatah di Bali). Dialektika, 2017, 4. 1.

Sandhika, I., Sakka, A. R. A., & Sumilih, D. A. (2018). Metatah: Tradisi Memasuki Masa Remaja Pada Masyarakat Bali di Desa Pepuro Barat Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR).

Siburian, A. L. M., & Malau, W. (2018). Tradisi Ritual Bulan Suro pada Masyarakat Jawa di Desa Sambirejo Timur Percut Sei Tuan. Gondang: Jurnal Seni Dan Budaya, 2(1), 28-35.

Simanjuntak, B. A. (2016). Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi Pada Masyarakat Pedesaan Jawa (Edisi Revisi). Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sumarni, N. (2021). Konsep Pendidikan Agama Hindu Dalam Tradisi Metatah. Bawi Ayah: Jurnal Pendidikan Agama dan Budaya Hindu, 12(1), 67-87.

Sari, I. A. P., & Artawan, I. N. (2021). Klatkat sebagai sarana Upakara/Upacara Yadnya. WIDYANATYA, 3(1).

Subrata, I. N. (2017). MAKNA UPACARA MAPANDES (POTONG GIGI). Widya Katambung, 2017, 8. 1.

Upadana, I. W. A. (2020). Upacara Metatah dalam Geguritan Puja Kalapati Tattwa. Widya Aksara: Jurnal Agama Hindu, 25(1), 108-117.

Published

2025-01-31

How to Cite

Kartini, N. W., Kerebungu, F., & Salem, V. E. T. (2025). Makna Metatah Masyarakat Hindu di Desa Amertha Sari Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow. ETIC (EDUCATION AND SOCIAL SCIENCE JOURNAL), 2(2), 224-243. https://doi.org/10.64924/hzxkye58